HEADLINE

Nelayan Krui Usir Tiga Kapal Luar


Warta Lambar – Oknum nelayan Pesisir Krui Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mulai anarkis dengan melakukan pengusiran kapal-kapal nelayan dari luar daerah yang sama-sama mengibarkan bendera merah putih, insiden yang terjadi, Rabu (27/3) itu, tanpa sebab yang pasti bahkan diketahui tiga kapal milik perusahaan perikanan yang berasal dari Pekalongan itu hanya menumpang bersandar karena satu dari tiga kapal mengalami kerusakan, dan salah satu Anak Buah Kapal (ABK) mengalami infeksi pada bagian kaki dan membutuhkan perawatan medis, di Pelabuhan Kuala Stabas Kecamatan Pesisir Tengah.

Sikap anarkis yang dilakukan oleh nelayan tradisional Krui itu, amat disayangkan beberapa pihak, terlebih dengan munculnya ancaman pembakaran dari salah satu nelayan. Sebelumnya  sekitar pukul 05.00 terjadi pemutusan tali jangkar, dan selanjutnya upaya anarkis berlanjut pada sore harinya sekitar pukul 17.00, dimana nelayan tradisional Krui melakukan pengusiran dengan berbagai ancaman, dan selanjutnya sekitar pukul 21.00, ketiga kapal tersebut meninggalkan pelabuhan setelah salah satu ABK mendapatkan perawatan medis, serta perbaikan mesin kapal sudah selesai. Insiden yang dinilai akan menghambat kemajuan Pesisir Barat itu bukan baru kali pertama, namun sudah terjadi keempat kalinya.

Ketua Komisi B DPRD Lambar yang membidangi masalah kelautan dan perikanan, Dedi Ansori, Minggu (31/3), menyayangkan sikap oknum masyarakat tersebut, bahkan menurutnya masyarakat nelayan tidak berhak untuk melakukan pengusiran selagi masih mengibarkan bendera merah putih artinya mereka juga berhak untuk bersandar di pelabuhan tersebut.

“Jika sudah mulai anarkis seperti memutuskan tali jangkar dan melakukan pengusiran tentu itu sangat menyalahi, dan yang berhak melakukan pengusiran atau memeriksa kapal yang masuk pelabuhan tersebut adalah Satpolair, Sabandar dan KPLP, dan memang benar itu bisa menghambat kemajuan Pesisir Barat, karena bagaimanapun daerah ini nantinya akan seperti itu, siapa lagi yang akan memajukan daerah ini jika bukan kita, dan jika ada kapal dari luar daerah yang bersandar lalu di usir maka akan sangat mempengaruhi,” ujar pria yang akrab disapa Cik Ded itu. (nov)

Tidak ada komentar